Komposisi Kimia Baja
A. UMUM
Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon ( C ) sampai dengan 1.67% (maksimal). Bila kadar
unsur karbon ( C) lebih dari 1.67%, maka material tersebut biasanya disebut sebagai besi cor (Cast Iron).
Makin tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan
mengakibatkan hal- hal sbb:
- Kuat leleh dan kuat tarik baja kan naik,
- Keliatan / elongasi baja berkurang,
- Semakin sukar dilas.
Oleh karena itu adalah penting agar kita dapat menekan kandungan karbon pada kadar serendah mungkin untuk dapat mengantisipasi berkurangnya
keliatan dan sifat sulit dilas diatas, tetapi sifat kuat leleh dan kuat
tariknya tetap tinggi.
Penambahan unsur – unsusr ini dikombinasikan dengan
proses heat treatment akan menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi, tetapi
keuletan dan keliatan, dan kemampuan khusus lainnya tetap baik. Unsur – unsur
tersebut antara lain: Mangaan (Mn), Chromium
(Cr), Molybdenum (Mo), Nikel (Ni) dan tembaga (Cu). Tetapi proporsional
pertambahan kekuatannya tidak sebesar karbon. Pertambahan kekuatannya semata
–mata karena unsur tersebut memperbaiki struktur mikro baja.
Untuk memahami pengaruh komposisi kimia dan heat treat
terhadap sifat akhir baja, maka kita perlu menganal factor – factor sbb:
- Struktur mikro,
- Ukuran butiran,
- Kandungan nonlogam.
- Endapan dipermukaan antar butiran.
- Keberadaan gas – gas yang terserap atau terlarut
B. STRUKTUR MIKRO
Unsur Fe dan C menyususn diri dalam suatu struktur berulang dalam pola tiga dimensi yang dinamakan dengan kristal. Kristal –kristal yang berorientasi (arah pengulangan /
susunan ) sama disebut sebagai butir.Susunan kumpulan butir satu dengan yang lain
pada suatu fasa tertentu dinamakan struktur mikro, contoh struktur mikro
antara lain: ferit, perlit dan sementit.
C. UKURAN BUTIR
Penghalusan butir baja akan menghasilkan:
- Peningkatan kuat leleh (yield strength),
- Perbaikan sifat keuletan (toughness) dan keliatan (ductility),
Penghalusan butiran dapat dilakukan dengan penambahan
unsur niobium, vanadium dan aluminium dengan jumlah maksimal 0.05% atau dengan heat treatment.
D. KANDUNGAN UNSUR-UNSUR NON LOGAM
Unsur – unsur non-logam yang umumnya dibatasi
jumlahnya didalam produk baja adalah Sulfur (S) dan Fosfor (P).
Tinggi kadar kedua unsur tersebut bisa menurunkan keliatan (ductility) baja dan meningkatkan
kemungkinan retak pada sambungan las. Pada baja khusus mampu
las, kandungan kedua unsur diatas dibatasi kurang dari 0.05%.
E. ENDAPAN DI PERMUKAAN ANTAR BUTIRAN
Unsur – unsur lain yang juga dapat menurunkan keuletan
baja baja anatar lain: timah (Sn), antimon (Sb)
dan arsen (As) hingga baja menjadi
getas.
Sifat getas ini ditimbulkan oleh pengendapan atau
berkumpulnya unsur – unsur diatas dibidang batas antar butir baja pada suhu 500
– 600o .
F. KANDUNGAN UNSUR-UNSUR NON LOGAM
Baja yang mengandung gas – gas terlarut dalam kadar
yang tinggi terutama: Oksigen (O) dan Nitrogen (N) dapat menimbulkan sifat getas. Untuk mengurangi kadar gas tersebut biasa
digunakan unsur - unsur yang dapat mengikat kedua unsur gas diatas menjadi
senyawa yang cukup ringan sehinggan senyawa tersebut akan mengapung ke
permukaan baja yang masih panas dan cair.
Unsur - unsur pengikat gas N dan O biasanya
digunakan unsur silicon (Si) dan atau aluminium (Al) yang fungsinya disebut
sebagai Deoxidant.
G. SIFAT TAHAN PANAS DAN TAHN KOROSI
Sifat – sifat khusus baja seperti yang dibahas pada
bab 1 paragraf 4, dapat dicapai dengan penambahan unsur – unsur utama sebagai
berikut: Chrom (Cr), Nikel (Ni)
dan molybdenum (Mo).
Baj tahan karat umumnya mengandung unsusr Chrom lebih
dari 12%, dimana pada kondisi seperti itu baja akan bersifat pasif terhadap
proses oksidasi. Baja tahan karat dapat dibedakan sesuai struktur mikronya
yaitu: baja tahan panas
martensit, baja tahan panas ferit dan baja tahan panas austenit.
Baja tahan karat martensit mengandung chrom 13% kuat leleh dan tariknya diperoleh dari proses
pendinginan pada kondisi udara luar, sesuai untuk lingkungan korosif ringan, serta biasanya digunakan untuk saluran dan rumah –rumah turbin.
Baja tahan karat ferit mengandung chrom 16%, sesuai untuk lingkungan korosif
terutama terhadap bahan kimia asam nitrat, serta biasanya
digunakan untukkomponen – komponen dalam industri kimia.
Baja karat austenit mengandung chrom-nikel 18%, dimana sifat tahan karatnya didapat melalui
pemanasan pada suhu 1000 - 11000 lalu didinginkan dengan direndam kedalam air, sesuai untuk lingkungan yang mengandung garam, serta biasanya digunakan untuk baling – baling kapal.
Baja tahan panas biasanya dinamakan untuk baja yang tahan pada suhu 6500, dimana sifat itu didapat pada kodisi
kadar chrom dan nikel yang cukup tinggi. Berbeda dengan baja tahan karat adalah
umunya kandungan karbonnya lebih tinggi. Umumnya digunakan pada
ketel uap, boiler, tungku dan lain – lain.
No comments:
Post a Comment