Friday, June 12, 2015

Ayat al-qur'an mengenai kewajiban org tue



a)      Surat Thaha ayat 131-132

وَلا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى  





1)      Makna Mufradat
v  عَيْنَيْكَ               : Kamu tunjukan
v  زَهْرَةَ الْحَيَاةِ          : Bunga kehidupan
v  قْوَى                 : Perintahkan, kuasai, pengaruhi.


2)      Terjemahan
Ayat 131. “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal”.

Ayat 132. “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”.

3)      Asbabun Nuzul
              Pada suatu waktu ada tamu menghadap Rasulullah SAW. Beliau menyuruh Abi Rafi’ meminjam terigu kepada orang yahudi, yang akan dibayar pada bulan rajab. Orang yahudi itu berkata “aku tidak bisa memberikannya kecuali dengan jaminan”. Maka Abi Rafi’ pulang menghadap Rasulullah SAW, menyampaikan apa yang dikatakan orang yahudi tersebut. Maka beliau bersabda : “demi Allah aku dikenal orang yang paling jujur di dunia ini”. Dan Abi Rafi’ diperintahkan kembali kepada orang yahudi itu. Sebelum ia berangkat, Allah SWT menurunkan ayat ke-131 sebagai larangan mengharapkan sesuatu dari golongan diluar islam.[1]

4)      Munasabah Ayat
v  Hubungan Surat Thaha ayat 130 dan 131
Pada ayat 131 ini dijelaskan bahwa rizki yang di anugrahkan Allah adalah lebih baik dan lebih kekal, artinya meskipun kekayaan yang melimpah-limpah dan perhiasan dunia yang tidak termaknai banyaknya adalah rizki juga dari Allah, namun yang didapat dengan Jiwa yang Ridha, sebagaimana yang dijelaskan juga pada ayat 130 yang menjelsakan tentang Ibadah bisa mendekatkan diri pada tuhan. Bagaimana jiwa yang ridha dan melihat kebesaran Allah bisa mendekatkan diri kepada Allah. Maka timbullah Ridha dalam hati menerima hidup ini untuk beribadah kepada Allah. Maka hidup yang selalu mendekati Allah dengan beribadah, tidak menjdai sombong, angkuh, dan lupa kepada Allah yang telah memberikan riski yang banyak, melainkan jiwa yang dipenuhi rasa syukur. Dan tidak pula mengeluh dan menyesali nasib bila mana hidup dalam kesulitan, karena percaya bahwa pertolongan Allah pasti datang. Hidup Ridha karena taat mengerjakan ibadah, bertasbih, dan bertahmid kepada Allah yang membawa Ridha dan melapangkan dada dapat menjauhkan kita dari sempit hati.[2]


[1] A. Muhdjab Mahali, Op.Cit, Hal: 580
[2] Prof. Dr. Hamka, 1988, Tafsir Al-Azhar, Jakarta: Pustaka Tanjimas, Hal: 117

No comments:

Post a Comment