a) Surat Thaha ayat 131-132
وَلا تَمُدَّنَّ
عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ
الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لا نَسْأَلُكَ رِزْقًا
نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
1) Makna Mufradat
v عَيْنَيْكَ : Kamu tunjukan
v زَهْرَةَ الْحَيَاةِ : Bunga kehidupan
v قْوَى :
Perintahkan, kuasai, pengaruhi.
2) Terjemahan
Ayat 131. “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah
Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan
dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih
baik dan lebih kekal”.
Ayat 132. “Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah
kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang
memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang
bertakwa”.
3) Asbabun Nuzul
Pada suatu waktu
ada tamu menghadap Rasulullah SAW. Beliau menyuruh Abi Rafi’ meminjam terigu
kepada orang yahudi, yang akan dibayar pada bulan rajab. Orang yahudi itu
berkata “aku tidak bisa memberikannya kecuali dengan jaminan”. Maka Abi Rafi’
pulang menghadap Rasulullah SAW, menyampaikan apa yang dikatakan orang yahudi
tersebut. Maka beliau bersabda : “demi Allah aku dikenal orang yang paling
jujur di dunia ini”. Dan Abi Rafi’ diperintahkan kembali kepada orang yahudi
itu. Sebelum ia berangkat, Allah SWT menurunkan ayat ke-131 sebagai larangan
mengharapkan sesuatu dari golongan diluar islam.[1]
4) Munasabah Ayat
v
Hubungan Surat Thaha ayat 130 dan 131
Pada ayat 131 ini
dijelaskan bahwa rizki yang di anugrahkan Allah adalah lebih baik dan lebih
kekal, artinya meskipun kekayaan yang melimpah-limpah dan perhiasan dunia yang
tidak termaknai banyaknya adalah rizki juga dari Allah, namun yang didapat
dengan Jiwa yang Ridha, sebagaimana yang dijelaskan juga pada ayat 130 yang
menjelsakan tentang Ibadah bisa mendekatkan diri pada tuhan. Bagaimana jiwa
yang ridha dan melihat kebesaran Allah bisa mendekatkan diri kepada Allah. Maka
timbullah Ridha dalam hati menerima hidup ini untuk beribadah kepada Allah. Maka
hidup yang selalu mendekati Allah dengan beribadah, tidak menjdai sombong,
angkuh, dan lupa kepada Allah yang telah memberikan riski yang banyak,
melainkan jiwa yang dipenuhi rasa syukur. Dan tidak pula mengeluh dan menyesali
nasib bila mana hidup dalam kesulitan, karena percaya bahwa pertolongan Allah
pasti datang. Hidup Ridha karena taat mengerjakan ibadah, bertasbih, dan
bertahmid kepada Allah yang membawa Ridha dan melapangkan dada dapat menjauhkan
kita dari sempit hati.[2]
No comments:
Post a Comment