PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Menulis
Morsey dalam
tarigan, menyatakan bahawa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif. Menulis adalah kegiatan menyusun pikiran dan mengutarakanya dengan
jelas melalaui bahasa tulis. Kejelasan ini bergantung pada pikiran, organisasi,
penggunaan kata, dan struktur kalimat.
Menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut.
Dalman, dalam menulis
karya ilmiah, menyatakan bahwa
menulis dapat di defenisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan atau
informasi dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya. Dalam komunikasi
tertulis ada 4 unsur yang terlibat, yaitu :
1. Penulis
sebagai penyampai pesan
2. Pesan
dalam bentuk tulisan
3. Adanya
media berupa tulisan
4. Pembaca
sebagai penerima pesan
Purwanto
menyatakan ,menulis itu adalah sa-ucaping
pangucap, sa-krenteng-ing ati bukti.
Artinya, menulis itu sama seperti berbicara dengan seseorang yang lahir
langsung dari pikiran. Menulis itu adalah kehendak hati dan jiwa yang tidak
bisa diatur untuk merencanakan apa dan kapan mulai menulis.[1]
B.
Hakikat
Menulis
Menulis
merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada
suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa dilakukan pada kertas
dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil. Pada awal sejarahnya,
menulis dilakukan dengan menggunakan gambar, contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir kuno.
Tulisan dengan
aksara muncul sekitar 5000 tahun lalu. Orang-orang Sumeria (Irak saat ini )
menciptakan tanda-tanda pada tanah liat. Tanda-tanda tersebut as mewakili
bunyi, berbeda dengan huruf-huruf
hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda.
Kegiatan menulis
berkembang pesat sejak diciptakannya teknik percetakan yang menyebabkan orang
makin giat menulis karena karya mereka mudah di terbitkan.
Keterampilan
menulis merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi
(PT) khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Bahasa Indonesia.
Keterampilan ini secara intensif baru diberikan kepada mahasiswa semester V.
Mahasiswa terlebih dahulu diperkenalkan dengan mata kuliah ” Dasar-dasar
Menulis “. Setiap selesai pemberian penjelasan teori, mereka berlatih langsung
menulis karangan. Pelatihan dilakukan secara bertahap. Mereka berlatih
mengembangkan gagasan menjadi kalimat topik, melengkapi paragraf dengan kalimat
topik, mengembangkan kalimat topik menjadi paragraf, menulis paragraf secara
utuh, mengembangkan paragraf menjadi karangan yang lebih luas, kemudian menulis
karangan secara utuh.
Dalam karangan,
kadang-kadang ditemukan kesalahan struktur kalimat, kesalahan bentukan kata,
kesalahan penulisan kata, keselahan penggunaan ejaan, dan kesalahan koherensi
paragraf.untuk mengantisipasi kesalahan ini, setiap karangan siswa di periksa,
kesalahannya ditunjukkan, kemudian diperbaiki. Karangan pebelajar biasanya
dibacakan didalam kelas oleh pebelajar yang bersangkutan, disimak oleh
pebelajar lain, kemudian dijadikan bahan diskusi diantara mereka untuk
memperoleh inspirasi topik karangan dan pengembanganya.
C.
Langkah-langkah
Menulis
1. Persiapan
(preparation):
a. Buat
kerangka tulisan (outline).
b. Temukan
idiom yang menarik (eye catching).
c. Temukan
kata kunci (key word ).
2.
Menulis (writing) :
a.
Ingatkan diri
agar tetap logis.
b.
Baca kembali
setelah menyelesaikan suatu paragraf.
c.
Percaya diri
akan apa yang telah ditulis.
3. Editing :
a.
Perhatikan
kesalahan kata, tanda baca, dan tanda hubung.
b.
Perhatikan
hubungan antarparagraf.
Untuk
membuat suatu paragraf diperlukan beberapa syarat untuk membentuk paragraf yang
baik :
Ø Prinsip
kesatuan, maksudnya uraian-uraian pada
setiap paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satuan
kesatuan.
Ø Prinsip
kepaduan, maksudnya setiap paragraf haruslah merupakan kumpulan kalimat yang
berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri atau terlepas satu sama yang
lain.
Ø Prinsip
kelengkapan, maksudnya, bahwa sebuah karya tulis harus berisi kalimat-kalimat
penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik.[2]
c.
Baca esay secara
keseluruhan.
D.
Kriteria
Tulisan
yang Baik
1.
Kesesuaian topik
:
a.
Relevansi
b.
Akurasi
2.
Kesusaian
antarparagraf :
a.
Pengaruh
terhadap pembaca
b.
Kerekatan,
argumen, ide, dan bukti
c.
Gampang
dimengerti
d.
Informasi diatur
dengan terstruktur
e.
Hubungan
antarkalimat berjalan dengan “lembut”
f.
Menukik langsung kepersoalan
g.
Ide logis
h.
Ide dan bukti
relevan satu dengan yang lain
3.
Pemilihan kata
dan rangkaian kalimat :
a.
Tidak ada
kesalahan “ spelling “
b.
Formasi kata
teratur dengan baik
c.
Pilihan kata
bervariasi
d.
Model kalimat
bervariasi
E.
Mengedit
tulisan sendiri
1.
Lakukan editing
setelah lebih dari 24
jam pembuatan esay. Ini akan menimbulkan cara pandang yang berbeda.
2.
Brutallah pada
proses editing pertama, jangan ragu-ragu untuk menghapus, mengganti, mengubah
letak, dan langkah yang lain.
3.
Kritislah pada
permulaan esay
kemungkinan pada tahap ini penulis cukup ”panas”.
4.
Berhati-hati
pada akhir esay, penulis mungkin sudah lelah sehingga banyak kesalahan.
5.
Baca keras-keras
pada bagian yang sulit dimengerti, kadang-kadang telinga lebih teliti dari
mata.
6.
Lakukan
pernyataan berikut:
a.
Apakah tulisan
telah jelas bagi pembaca.
b.
Apakah subjek
tidak melebar
c.
Apakah tidak ada
subjek yang tertinggal
d.
Tidakkah terlalu
banyak basa-basi dan detail yang tidak perlu
e.
Apakah kerangka
tulisan cukup gamblang
f.
Sudahkah tulisan
menjawab siapa, mengapa, kapan, dimana, kenapa, dan bagaimana
g.
Sudahkah diberi
penjelasan atas kata-kata sulit
h.
Sudahkah setiap
paragraf terhubung dengan baik
i.
Apakah
bagian-bagian esay terhubung dengan cara yang logis
7.
Terakhir,
bacalah kembali esay dengan memosisikan diri sebagai pembaca.
F.
Kesulitan
Mahasiswa Menulis Tugas Akhir (skripsi)
Skripsi
merupakan karya ilmiah yang ditulis untuk memenuhi persyaratan-persyaratan
mengakhiri studi S1 dan mencapai gelar sarjana. Skripsi biasanya berisi tentang
disiplin ilmu tertentu sesuai dengan program studi mahasiswa. Skripsi yang diangkat
mahasiswa biasanya berupa hasil kajian atau penelitian pustaka, kualitatif
maupun kuantitatif. Penyajian skripsi, seperti halnya karya-karya ilmiah, juga
mempunyai patokan dasar yang harus ditaati oleh penulis. Skripsi merupakan
sebuah bentuk matakuliah wajib yang bobot SKSnya cukup tinggi yaitu 6 SKS. [3]
Mengapa
mahasiswa banyak mengalami kesullitan menentukan judul atau fokus penelitian untuk
skripsinya? Setidaknya ada beberapa hal yang menyebabkan mahasiswa mengalami
kesulitan dalam menyelesaikan tugas akhir kuliah (skipsi) di perguruan tinggi,
antara lain:
a.
Mahasiswa tersebut
malas dan kesalahan motivasi
awal pada saat
masuk kuliah (kuliah hanya sebagai status dari pada menganggur).
b.
Mahasiswa tersebut
tidak menguasai dan memahami
arah disiplin ilmunya.
c.
Mahasiwa tersebut tidak percaya diri terhadap kemampuannya
d.
Mahasiswa
tersebut kesulitan mengikuti dan menyerap pelajaran dikelas
e.
Mahasiswa
tersebut tidak aktif untuk mengeksplorasi keilmuannya, baik secara pribadi
maupun di unit-unit kegiatan mahasiswa yang kegiatannya mendukung
keilmuannya
f.
Mahasiswa
tersebut kurang latihan semasa kuliahnya
g.
Mahasiswa
kurangnya motivasi dan kurang bimbingan dari dosen pembimbing akademik
h.
Mahasiswa
tersebut kurang referensi bacaan dan sampel , serta kurangnya minat baca
i.
Kemampuan
bersaing mahasiswa sangat apatis
j.
Penyampaian
dosen dikelas yang berkutat pada konsep
k.
Motivasi dosen
hanya mengajar bukan mendidik
dan tidak berorientasi pada proses belajar, hanya sebatas gugur tugas mengajar
saja.
l.
Masa studi
menjadi lebih panjang
m.
Generalitas
kurikulum sehingga ilmu yang didapat juga general
n.
Peran serta institusi dalam menumbuhkan
minat dan bakat serta mental mahasiswa semasa menempuh studi dikampus
o.
Proses pelayanan
akademik terhadap mahasiswa terasa merepotkan dan berbelit-belit.
Hampir dapat dipastikan bahwa masih banyak
hal selain yang tersebut diatas yang menjadi faktor penyebab mengapa mahasiswa
atau pelajar umumnya kesulitan dalam menyelesaikan tugas akhir, yaitu khusus
penulisan skripsi sehingga mengakibatkan banyak mahasiswa yang mengambil jalan
pintas dengan berhenti kuliah ditengah jalan dan membeli atau membayar orang
lain untuk menuliskan skripsinya.
Oleh karena itu, hal ini harus menjadi
sesuatu yang sangat diperhatikan oleh pihak institusi sebagai lembaga
penyelenggaara pendidikan, agar tujuan akhir dalam mencapai kualitas pendidikan
dapat tercapai. Kerja sama semua pihak dalam menjaga keutuhan dan usaha yang
pro-mahasiswa harus di bangun dan direncanakan dengan matang dan cerdas agar meningkatkan motivasi, semangat, dan
kreativitas mahasiswa dapat tercapai.[4]
[1]Sri Satata,Devi Suswandari,dadi Waras Suhardjono,bahasa indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian,2012,jakarta:Mitra
Wacana Media,hal.60
[2]Sri Pamungkas, Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif, 2012, Yoyakarta: Andi Offset,
hal.60-61
[3]Sri Pamungkas, Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif, 2012, Yoyakarta : Andi
Offset, hal.65
[4]Alek, Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, 2011, Jakarta : Kencana
Prenada Media Group, hal 109-111
No comments:
Post a Comment