Laju Reaksi dan Persamaan Laju
Bagi suatu reaksi kimia dengan persamaan stoikiometri sebagai berikut
a
A + b B ---à c C + d D
laju reaksi r didefinisikan sebagai
a dt b dt c dt d dt
Dimensi dari r adalah :
konsentrasi/waktu. Bagi sistem gas, dimana diandaikan persamaan gas ideal
berlaku, maka :
konsentrasi = n/V = P/RT
sehinga pada suhu tetap,
konsentrasi dapat diganti dengan tekanan P. Untuk pengamatan dengan
spektrofotometer, konsentrasi dapat diganti dengan absorbansi.
Laju reaksi r merupakan fungsi dari berbagai variabel yang
menentukan jalan reaksi, seperti : konsentrasi pereaksi, konsentrasi hasil
reaksi, suhu, tekanan total (bagi sistem gas), zat-zat lain di luar pereaksi
dan hasil reaksi (seperti katalis), dan sebagainya. Jadi
r = f(T,P,[Xi],C,…)
kefungsian r pada konsentrasi disebut sebagai persamaan laju, yang merupakan ungkapan
yang diperoleh sebagai suatu pengamatan
eksperiment. Dengan kata lain, bentuk persamaan laju tak dapat diperoleh dari persamaan stokiometri ; bentuk stokiometri
yang sama dapat menghasilkan laju yang berbeda.
Beberapa contoh berikut dapat
memperjelas.
a.
Reaksi hidrogen dengan iod
membentuk hidrogen iodid (fasa gas).
H2 + I2 = 2HI
memiliki
persamaan laju
r = k[H2][I2]
b.
Reaksi hidrogen dengan brom
membentuk hidrogen bromid (fasa gas)
H2
+ Br2 = 2HBr
c.
Reaksi pembentukan fosgen (fasa
gas).
CO + Cl2 = COCl2
memiliki
persamaan laju
r = k[Cl2]3/2[CO]
d.
Reaksi penguraian asetaldehida
(fasa gas)
CH3CHO
= CH4 + CO
memiliki persamaan laju
r =k[CH3CHO]3/2
Kesimpulan : persamaan stokiometri suatu reaksi tidak menggambarkan proses kimia yang berlangsung secara lengkap. Yang sebenarnya berlangsung adalah lebih rumit daripada yang digambarkan oleh persamaan stokiometri.
Persamaan laju dapat memiliki berbagai bentuk. Bila persamaan laju berbentuk
perkalian dari konsentrasi, masing-masing dengan pangkat tertentu, seperti :
r = k[A]a[B]b[C]c…
maka dapat didefinisikan pengertian orde reaksi, yaitu :
a = orde reaksi terhadap A
b = orde reaksi terhadap B
dan seterusnya, sedangkan
k = tetapan laju reaksi.
Orde reaksi dapat bilangan
bulat atau pecahan, positif maupun negatif. Bila persamaan laju tak dapat
dituliskan dalam bentuk pemfaktoran seperti diatas, seperti dalam hal reaksi
antara hidrogen dan brom, maka reaksi dikatakan tak memiliki orde tertentu
terhadap berbagai komponennya.
Penentuan orde raksi dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu : cara differensial
dan cara integral. Dalam cara
differensial, yang ditentukan adalah orde reaksi terhadap salah satu komponen
pereaksi, sedangkan dalam cara integral dilakukan pengandaian suatu orde reaksi
dan dicek dengan data reaksi.
a. Cara diferrensial
didasarkan atas penggunaan persamaan laju secara langsung. Untuk kasus satu
komponen, dengan persamaaan laju
r = k[A]a
maka
ln r = ln k + a ln [A]
Pengaluran ln r terhadap ln
[A] dari data pengamatan, akan menghasilkan garis lurus, dengan koeffisien
kelerengan (slope) a dan perpotongan
dengan ordinat pada ln k. Dengan demikian orde dapat langsung ditentukan
melalui penarikan garis lurus terbaik (berdasarkan data pengamatan) dan
penentuan kelerengannya.
Bila reaksi terdiri atas dua
pereaksi, dengan persamaan laju dituliskan sebagai
r = k[A]a[B]b
salah satu komponen dibuat
berharga “tetap”, denagan cara menggunakan konsentrasi yang jauh lebih besar
dari yang lain. Jadi, jika [B]>>[A],maka perubahan harga [A] tak akan
banyak mempengaruhi [B] sehingga selama reaksi berlangsung dapat dianggap
“tetap”. Dengan demikian, dari ungkapan
ln r = {ln k + b ln [B]} + a ln [A]
Pengaluran ln r terhadap ln
[A] tetap menghasilkan orde terhadap A dengan suku dalam kurung {…} merupakan
perpotongan dengan ordinat. Proses ini dapat dibalik, dengan membuat
konsentrasi A “tetap” untuk memperoleh orde terhadap b, dan kemudian harga
tetapan laju k.
b. Cara integral didasarkan atas pengandaian harga orde
reaksi tertentu terhadap suatu komponen. Jadi diandaikan berorde a terhadap
komponen A, persamaam laju menjadi ( untuk satu komponen ) :
r = -k dt
Bila orde reaksi a=1, integrasi menghasilkan ungkapan
ln [A] =
ln [A]0 – kt
sehingga pengaluran ln [A] terhadap t akan menghasilkan garis lurus,
dengan kelerangan sebesar –k. Disini [A]0 adalah konsentrasi A pada
awal reaksi, yaitu t=0.
No comments:
Post a Comment